Konsep Pengembangan Kedungsepur Dipertajam
BPIW Kementerian PUPR kembali menggelar Rapat Penyiapan Konsep Pengembangan Infrastruktur di
Metropolitan Kedungsepur ( Kendal, Demak, Ungaran ( Kab . Semarang ) , Semarang, Salatiga, dan
Purwodadi (Kab. Grobogan ) . Rapat yang dilakukan pada hari Rabu, 29 Juli ini, dimaksudkan sebagai
para pakar Dibidang pengembangan wilayah, guna mempertajam konsep pengembangan kawasan tersebut.
Para pakar yang hadir adalah Hermanto Dardak, Sugiyantoro , Wicaksono Sarosa, dan Andi Siswanto.
Dalam pertemuan tersebut Kepala BPIW Hadi Sucahyono menyatakan bahwa pengembangan infrastruktur yang
disiapkan merupakan keterpaduan empat sektor PUPR yang ada yakni Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta
Karya, dan Perumahan dan juga sektor lainnya seperti infrastruktur bandara dan pelabuhan.
Berdasarkan survei yang dilakukan beberapa waktu lalu, menurut Hadi ada beberapa infrastruktur yang
perlu disiapkan untuk mendukung kawasan-kawasan strategis di Kedungsepur. “Masjid Demak berpotensi
menjadi kawasan pariwisata religi. Pengunjungnya sudah banyak yakni mencapai 1,1 juta wisatawan
Demak,” tutur Hadi. Selain itu menurutnya program penanganan drainase perlu diusulkan, terutama di
daerah Sayung. Hadi menargetkan konsep pengembangan terrsebut sudah selesai dibuat awal Agustus
mendatang.
Hermanto Dardak memberikan beberapa pemikirannya. Menurutnya untuk pengembangan infrastruktur di
Metropolitan itu, perlu ditentukan tema apa yang akan dibangun. Dari survei lapangan menurut Dardak
yang paling menonjol ada kultur, industri, dan perdagangan. Selain itu perlu juga ditentukan kota
inti dan kota satelitnya.
Ia sepakat bila Semarang dijadikan kota inti dan perlu disepakati mana saja yang menjadi kota
satelit dan kota sub satelit. “Kota satelitnya harus mandiri, salah satunya terkait penyediaan
lapangan kerja. Kemudian ada sub-sub kota satelit,” ucap Dardak. Namun, Ia menilai infrastruktur
utama yang perlu dibangun adalah jaringan jalan, karena masing-masing daerah di kawasan tersebut
memerlukan jaringan jalan untuk menyalurkan hasil produksinya.
Sedangkan pakar dari ITB Sugiyantoro menyatakan bahwa maksud dan tujuan dari percepatan pengembangan
Kedungsepur harus benar-benar jelas yakni agar ada implikasi ekonomi yang signifikan untuk
berkontribusi secara nasional. Selain juga perlu dijelaskan permasalahan yang ada di lapangan
seperti banjir, likuifaksi, maupun rob dan cara-cara yang perlu dilakukan dalam mempercepat
pengembangan Kedungsepur.
Dalam kesempatan itu, pakar lainya, Wicaksono Sarosa mengatakan perlu juga mencari studi terkait
demand dari industri yang dibangun dan kompetisinya di negara-negara di Asia. Bila hal itu
diperjelas, maka menurutnya akan mempengaruhi kebutuhan infrastruktur yang harus disiapkan.
“Hal ini penting bahwa industri yang didukung infrastruktur yang akan dibangun ada demand nya dari
negara-negara yang ada di Asia,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan bahwa pertumbuhan penduduk
metropolitan itu dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan urban sprawl atau pertumbuhan
perkotaan yang tidak terencana dengan baik.
Praktisi development Wilayah Andi Siswanto menjelaskan bahwa Pengembangan strategi Utama development
Kedungsepur Adalah Mengatasi resesi Akibat Covid -1 9 seperti creates Lapangan kerja,
Memberdayakan activities industri, Ekonomi, Dan sosial budaya. “Kemudian Pengembangan strategi Utama
lainnya Adalah creates Landasan penge m bangan metropolitan y ang Berkelanjutan Dan
memprioritaskan Kawasan DENGAN kepadatan Penduduk Tinggi Dan fungsi fungsi Campuran ,” ungkapnya. (
Hen / infobpiw )